NAMA:DICKY
CHYADI SAPUTRA
KELAS:3TB06
NPM:22313420
KELAS:3TB06
NPM:22313420
1Seoul
Seoul adalah ibu kota Korea Selatan yang
berusia lebih dari 600 tahun dan hingga 1945, ibu kota dari seluruh Korea. Kota
ini merupakan Kota Khusus Korea. Sejak berdirinya Republik Korea—lebih dikenal
dengan nama Korea Selatan—pada tahun 1948, dia menjadi ibu kota negara, kecuali
beberapa waktu pada masa Perang Korea.
Seoul terletak di
barat laut negara, di bagian selatan DMZ Korea, di Sungai Han. Kota ini adalah
pusat politik, budaya, sosial dan ekonomi di Korea Selatan dan Asia Timur. Dia
juga pusat bisnis, keuangan, perusahaan multinasional, dan organisasi global.
Sampai sekarang, dia dianggap sebagai sinar dari ekonomi Asia Timur, simbol
dari keajaiban ekonomi Korea.
Dengan 10 juta
penduduk terdaftar yang hidup dalam area sebesar 605.21 km², Seoul merupakan
salah satu kota terpadat di dunia. Kepadatannya telah membuatnya menjadi salah
satu kota digital-kabel di dunia. Kota ini juga memiliki kendaraan
terdaftar lebih dari 1 juta kendaraan yang menyebabkan kemacetan sampai lewat
tengah malam. Bagian Seoul besar dan daerah komuter, termasuk dermaga kota
Incheon dan daerah tempat tinggal Seongnam, adalah slah satu daerah terpadat di
dunia
1. Songdo
Songdo
terletak di korea selatan, sekarang ini songdo tengah dipersiapkan untuk
menjadi the next future city. sekitar 27000 orang akan berpindah dari desa-desa
di korea selatan ke daerah bisnis Songdo ini. Pemerintah korea telah memulai
pembangunan kota songdo ini dari tahun 2000 dengan menginvestasikan sekitar $35
milyar, dan diperkirakan pada tahun 2016 kota songdo akan memiliki penduduk
lebih dari 65.000 jiwa(BBC.CO.UK)
Keistimewaan
Songdo sendiri hampir menyerupai Al Burj Dubai, karena Kota Songdo dibangun di
atas pulau buatan, terletak 56 Km di barat Seoul, kota Songdi akan menjadi
rumah bagi para warga korea yang memiliki IQ diatas rata2(Metro.co.uk), Songdo
sendiri akan dilengkapi dengan Fiber optik Cisco di setiap inchi kotanya, maka
nantinya Songdo akan memiliki kapasitas koneksi tercepat di dunia.
Selain
itu , di setiap rumah, kantor dan sarana umum akan dipasang TelePresence,
dimana semua orang bisa menggunakan video call kapanpun mereka mau. Songdo juga
dipersiapkan menjadi sebuah kota hemat energi dan ramah lingkungan. Semua
fasilitas kota tersebut akan dilengkapi sensor untuk memastikan semua energi
berjalan efisien sebagai contohnya , semua lampu merah di perempatan akan mati
sendiri di kala tidak ada mobil di jalan tersebut, Songdo juga akna memiliki
alat yang bisa membuat siklus air dimana alat tersebut bisa meremake air yang
kotor menjadi layak untuk diminum.
2. Nami Island
Pulau ini dibeli oleh seseorang bernama (Mr.) Minn Byeong-do (1916 - 2006)
pada tahun 1965. Saat itu ia baru saja mengundurkan diri dari jabatannya
sebagai Gubernur Bank of Korea dan ingin menghabiskan sisa hidupnya di alam.
Kecintaannya terhadap alam telah membuat tanah kosong yang tadinya hanya berisi
beberapa tumbuhan dan pohon-pohon biasa menjadi sebuah tempat yang indah
seperti yang bisa disaksikan sekarang.
Setahun setelah Minn Byeongdo membeli
pulau itu (sekitar tahun 1966), ia mulai mendirikan Gyeongchun Tourism
Development Inc dan berubah nama menjadi Namisum Inc pada tahun 2000. Setahun
kemudian (tahun 2001) Namisum Inc mulai berinvestasi dalam hal yang berbau
lingkungan dan seni serta acara budaya. Pulau ini telah digunakan sebagai
lokasi dalam pembuatan beberapa film, diantaranya adalah
"Winterreise" dan Riverside Song Festival. Karena suksesnya drama
Korea, jumlah wisatawan di tempat ini mulai meningkat terutama wisatawan dari
wilayah Asia dan membuatnya menjadi salah satu tempat wisata budaya sejak tahun
2001.
Pada tanggal 1 Maret 2006, Namisum menyatakan kemerdekaan sebagai Republik
Naminara. Mereka memiliki bendera Nasional nya sendiri, lagu kebangsaan, mata
uang, paspor, sertifikasi kewarganegaraan dan bahkan memiliki perangko nya
sendiri.
3. Incheon
Incheon adalah kota metropolitan dan
pelabuhan utama di pesisir barat Korea Selatan. Letak astronomis 37°29′ LU
126°38′ BT. Kota terbesar ketiga di Korea Selatan setelah Seoul dan Busan yang
berpopulasi lebih dari 2,6 juta jiwa, Incheon adalah kota penting yang
berfungsi sebagai kota pelabuhan dan transportasi di Asia Timur Laut. Bandar
Udara Internasional Incheon dibuka pada tahun 2001 dan telah menjadi salah satu
bandar udara terbaik di dunia.
Merupakan salah
satu tuan rumah Piala Dunia FIFA 2002. Dalam bidang ekonomi, Incheon adalah
salah satu kota penting dari dua Zona Ekonomi Bebas Korea Selatan. Incheon
berfungsi sebagai zona bisnis dan finansial bersama dengan Zona Ekonomi Bebas
Busan-Jinhae.
Wilayah Incheon
memiliki 42 buah pulau berpenghuni dan 112 tak berpenghuni. Pulau-pulau utama
dihubungkan dengan jembatan, antara lain Pulau Yongyu, Yeongheung
dan Seonjae. Pulau-pulau yang lebih jauh antara lain Pulau Baengnyeong,
Yeonpyeong dan Daecheong. Pantai-pantai di sekitar Incheon adalah objek
penelitian dan wisata seperti rekreasi, berenang, memancing dan mandi lumpur.
Pada saat Perang
Korea meletus, banyak pengungsi dari Hwanghae yang pindah ke Incheon sehingga
sampai sekarang seni dan budaya khas Korea bagian utara masih dipertahankan di
wilayah ini seperti Eunyul Talchum (sendratari topeng Eunyul) dan lagu
rakyat dari wilayah barat (Seodo Sori).
Sebagai pintu
masuk ke Korea yang dibuka pada periode Joseon, Incheon memiliki berbagai
peninggalan bersejarah dari zaman itu. Incheon adalah satu-satunya kota di
Korea yang memiliki pecinan. Orang Tionghoa pertama kali datang ke Incheon
sejak tahun 1800-an, sejak Korea mulai membuka diri kepada dunia luar. Pecinan
Incheon terletak di distrik Seollin-dong yang ditinggali oleh warga Tionghoa
generasi ke-2 atau ke-3.
Kota yang di amati
Istana Gyeongbok Palace
Istana Gyeongbok adalah sebuah istana yang terletak di
sebelah utara kota Seoul (Gangbuk), Korea Selatan. Istana ini termasuk dari 5
istana besar dan merupakan yang terbesar yang dibangun oleh Dinasti Joseon.
Istana Gyeongbok
aslinya didirikan tahun 1394 oleh Jeong do jeon seorang arsitek. Istana ini
hancur pada saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 dan dibangun lagi
selama tahun 1860-an dengan 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar.
Berdiri di wilayah seluas 410.000 meter persegi, Istana Gyeongbok adalah simbol
keagungan kerajaan dan rakyat Korea. Setelah pembunuhan Maharani Myeongseong
oleh mata-mata Jepang pada tahun 1895, Raja Gojong meninggalkan istana ini
bersama anggota keluarganya yang lain dan tidak akan pernah kembali.
Pada tahun 1911,
pemerintahan Jepang yang sedang menjajah Korea menghancurkan semua bangunannya
kecuali 10 bangunan utama, dan membangun Bangunan Pemerintahan Utama Jepang
untuk gubernur jenderal Korea di depan Ruangan Tahta.
Bangunan utama
dari Istana Gyeongbok termasuk Geunjeongjeon, Ruangan Tahta Raja (yang
merupakan harta nasional Korea Selatan nomor 223) dan Paviliun Gyeonghoeru
(harta nasional nomor 224) yang memiliki kolam bunga teratai dan bertiangkan 48
buah tonggak granit.
Istana Gyeongbok
saat ini dibuka untuk umum dan Museum Nasional Rakyat Korea (National Folk
Museum of Korea) berdiri di dalamnya.
Banyak rakyat
Korea yang berharap pemerintahnya dapat mengembalikan bentuk asli istana.
Berkat kerja keras arkeolog, 330 bangunan berhasil dibangun kembali. Saat ini
gerbang masuk istana (Gwanghwamun) sedang direnovasi untuk dibuat kembali
seperti pada asalnya dan diperkirakan selesai tahun 2009