Nama: Dicky Cahyadi Saputra
Kelas: 4TB06
Tugas: KRITIK ARSITEKTUR
Kritik Yang Dipakai adalah Kritik Deskriptif
Kritik
Deskriptif
Arsitektur Wisma Dharmala
Jenis
metoda kritik deskriptif yang dipakai
•Depictive Criticism (Gambaran
bangunan)
Depictive
criticism tidak dapat disebut kritik sepenuhnya karena tidak menggunakan
pertanyaan baik atau buruk. Kritik ini focus pada bagian bentuk, material,
serta teksture. Depictive criticism pada sebuah
bangunan jarang digunakan karena tidak menciptakan sesuatu yang kontroversial,
dan dikarenakan cara membawakan verbal mengenai fenomena fisik jarang
provocative atau seductive, menahan keinginan pembaca untuk tetap memperhatikan.
Berikut
adalah contoh kritik deskriptif menurut metoda gambaran bangunan:
Wisma
Dharmala
Deskripsi Bangunan
Nama Bangunan : Wisma Dharmala / Intiland
Tower
Type : Kantor
Arsitek : Paul Rudolph ( USA )
Luas Bangunan : 59.838,65m²
Jumlah lantai : 1 basement + 22 lantai
Tahun
: 1982 – 1986
Pemilik : PT. Intiland Development Tbk
Pengelola : PT. Intiland
Development Tbk (IHMP)
Gedung Wisma Dharmala Sakti
dirancang oleh arsitek kenamaan asal AS, Paul Rudolph pada 1982, bangunan itu
sendiri oleh Paul Rudolph diberikan semboyan sebagai bangunan “ Health Of
Future “ yaitu sebuah bangunan akan perduliannya dengan kesehatan mental dan
fisik penghuninya, dikarenakan bangunan wisma Dharmala Sakti ini membuat balkon
serta teras yang tersebar merata di setiap lantai, sehingga memungkinkan adanya
sinar matahari dan udara segar yang masuk kedalam ruangan.
Bangunan megah ini dibangun dan
dianggap sebagai salah satu proyek yang paling sukses dari Paul Rudolph.
Bangunan ini memilik periode akhir karirnya dan merangkum banyak dari desain
patung modern hingga ide-ide yang ia dikembangkan selama bertahun-tahun di
banyak skenario eksplorasi lainnya.
Wisma Dharmala Sakti ini
membuktikan bahwa konsep dan fasad bangunan gedung tinggi di Indonesia
bukan berarti tidak bisa menerapkan konsep Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis
adalah konsep yang masih dapat diaplikasikan pada gedung/ bangunan tinggi
seperti pada desain Wisma Dharmala. Serta usaha pemasangan kanopi
tambahan pada beberapa unit gedung untuk beradaptasi dengan iklim tropis
setempat. Wisma Dharmala Sakti memiliki gaya arsitektur post modern, sehingga
bangunan ini menjadi landmark bangunan disekitarnya. Dari bentuknya bangunan
ini terlihat tidak monoton dengan mempermainkan lekukan pada fasadnya.
- Adapun dibangun berbetuk seperti ini kegunaannyaa untuk memecah sinar ultra violet matahari yang berlebihan tidak dapat masuk secara langsung kedalam bangunan,akan tetapi didalam bangunan tetap mendapatkan sebuah sinar matahari walaupun tidak banyak
- Terdapat pula void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalamnya tanpa kehujanan saat merasakannya. Bahkan di perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan efek rumah kaca ttelah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu, akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan. Namun pada koridor hal tersebut masih tidak diperlukan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak terlalu diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpapengguna merasa terik maupun kehujanan.
- Adapun Angin dapat masuk kedalam ruangan sehingga dapat terjadi suatu pergerakan udara yang pada akhirnya akan disebut sebagai ventilasi alami. Dan juga dengan teras yang pajang keluar dapat berfungsi sebagai penangkap angin yang datang ke bangunan.
- Pada teras dan balkon diletakan kotak hijau theire, saluran air, air mancur, bersama-sama dengan seluruh lingkungan di sekitarnya yang diperhatikan tata letak secara hati-hati, dipelajari dan menciptakan skala manusia dari fitur tempat elegan ini dengan modernitas di akhir.
- Kantor dirancang di set tiga, bergantian antara dua sudut memiliki bentuk paralel dan diagonal. Menara ini terlihat seperti que patung muncul dari atas podium, memutar dan menyalakan di tempat yang sama setiap tiga lantai sampai atas, geometri menciptakan balkon jendela dengan banyak penghijauan.
- Strukturnya telah digunakan beton bertulang dan baja. Selesai di seluruh bangunan, kolom, dinding, pagar dan balkon, memang dibuat dengan ubin putih. Hal ini tidak hanya beton cetakan, karena cuaca basah di daerah tersenut, menjadi solusi umum di Indonesia, juga menciptakan rasa elegan keren, rapi putih, sedangkan skala kecil untuk ubin memberikan tekstur yang menyenangkan dan bangunan besar ini.
Kesimpulan
Meskipun Wisma Dharmala/ Intiland Tower
bukan merupakan bangunan bersertifikasi GBCI, namun gedung ini telah menerapkan
aspek-aspek arsitektur hijau. Bangunan ini telah berusaha mengoptimalkan
energi yang dimiliki alamnya, merespon iklim, merespon kebutuhan pengguna dan
keadaan tapaknya, dan adanya aspek yang saling mendukung. Wisma Dharmala /
Intiland Tower yang dibangun 1982 bisa dianggap sebagai bangunan yang
menginspirasi untuk bangunan – bangunan masa kini.
dengan adanya gedung wisma
dharmala maka di indoneia harus mengikuti konsep hemat energi pada bangunan
yang akan dibuat sehingga tidak menimbulkan pemansan gelobal atau efek rumah
kaca pada bangunan yang menggunakan
fasad kaca yang sangat berlebihan menimbulkan kerusakan pada alam dan
sekitarnya. Maka dari itu di indonesia harus menerapkan bangunan hemat energi
supaya lingkungan sekitar tidak tercemar dan rusak.
Daftar Pustaka