BANGUNAN HEMAT ENERGI
PENGERTIAN BANNGUNAN HEMAT ENERGI
Hemat energi bangunan adalah mengikuti desain dasar
iklim dan metode hemat energi, zona perencanaan arsitektur, kelompok dan
monomer, orientasi bangunan, jarak, radiasi matahari, arah angin dan lingkungan
eksternal ruang penelitian, desain bangunan energi yang rendah, indikator utama
adalah: perencanaan arsitektur dan tata letak harus kondusif untuk ventilasi
alami, tingkat penghijauan tidak kurang dari 35%, bangunan spasi harus
memastikan bahwa setiap rumah tangga memiliki setidaknya satu ruang hidup dapat
diperoleh di Big Chill minimal 2 jam sinar matahari jendela dan sebagainya.
Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana
memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Infolingkungan
Kualitas arsitektur biasanya sulit
diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu.
Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan
konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas
hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam
sebagai berikut :
- Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
- Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
- Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
- Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
·
Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku:
Berpegang pada prinsip ramah
lingkungan dan hemat sumber daya membuat desain hemat energi menjadi
konstekstual sesuai lokasi terbangunnya sebuah karya arsitektur. Sehingga ilmu
desain hemat energi tidak berisi daftar rancangan mutlak sebuah bangunan. Lebih
seperti rumusan teori dan ketentuan yang menjadi dasar keputusan desain.
Terdapat tiga faktor utama yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam
merancang bangunan hemat energi, antara lain:
1.Iklim Jenis iklim setempat mempengaruhi kondisi thermal dan visual
suatu lingkungan. Dengan memperhatikan temperatur, aliran dan kelembaban udara,
serta radiasi panas matahari juga intensitas cahaya, diharapkan keputusan
desain yang diambil mampu menghadirkan suasana ruang yang nyaman, sehat dan
efisien dalam pemakaian sumber daya.
2.Kualitas Lingkungan Lingkungan
sekitar bangunan tentu berpengaruh besar terhadap kehidupan diatas suatu lahan.
Kualitas udara, tanah dan air menjadi hal yang kemudian akan bersentuhan
langsung dengan bangunan dan penggunanya. Sehingga perencanaan rancangan hemat
energi harus memperhatikan hal ini.
3.Arah Mata Angin Tidak cukup
meninjau kondisi iklim saja, arah mata angin yang kemudian berpengaruh
pada arah datang langsung sumber panas dan udara seringkali menjadi hal yang
luput dari perhatian. Mengakibatkan sebuah bangunan yang sudah sesuai
peruntukan iklim wilayah bisa jadi tidak hemat energi ketika pada posisi
arah hadap yang salah.
Adanya ketiga faktor pengaruh untuk
tiap bangunan, menghasilkan permasalahan desain yang sangat beragam bagi sebuah
konteks bangunan hemat energi. Penyelesaian tiap masalah iklim, kualitas
lingkungan dan arah mata angin secara garis besar dapat dengan memperhatikan:
1.
1.Orientasi Ruang dan Bukaan
Arah hadap bangunan maupun
ruangan serta bukaannya berpengaruh besar terhadap banyak sedikitnya cahaya
serta udara yang masuk. Menyesuaikannya dengan keadaan lahan dapat membantu
mengoptimalkan pemanfaatan cahaya dan udara alami. Dengan begitu, penggunaan sistem
penerangan dan pengatur udara buatan bisa direduksi. Hal lain adalah mengenai
letak bukaan itu sendiri. Posisi pada atas dan bawah bangunan dapat
meingkatkan efek ventilasi silang, yang membuat udara lebih maksimal terasa.
Penggunaan bukaan yang saling berhadapan atau menyiku juga akan membentuk
ventilasi silang yang baik dalam ruang.
2.Tata Massa Masih terkait dengan
kondisi thermal, penataan massa ruang berpengaruh pada aliran udara yang
melewati tiap ruang. Denah bangunan yang rumit dengan banyak sekat akan
menghambat udara menembus ruang. Kembali lihat lagi keadaan lingkungan, butuh
kondisi ruang yang seperti apa untuk mencapai kenyamanan.
3.Material dan Bahan Tidak hanya
bentuk, material dan bahan yang digunakan akan mempengaruhi kondisi ruang.
Pemilihan warna juga termasuk didalamnya. Seperti yang kita ketahui,
panas masuk dapat melalui tiga cara, yaitu konduksi, kenveksi dan
radiasi. Material dengan konduktifitas rendah dan warna terang akan menjadi
media isolator yang baik.
4.Teknologi Pintar Desain hemat
energi bukan berarti harus sebuah bangunan yang kembali seperti goa. Mengandalkan
seluruh sumber daya alam dan mengesampingkan kebutuhan manusia modern. Banyak
salah persepsi soal penggunaan teknologi. Sebuah alat kinetic dirasa selalu
jahat terhadap lingkungan, tenaga yang dibutuhkan, emisi yang dihasilkan dan
biaya yang dikeluarkan. Padahal sebagai hasil dari energi terguna itu bisa jadi
lebih besar untungnya untuk penghematan energi. Mesin konservasi air misalnya.
Butuh energi listrik mungkin untuk menggerakan, namun bisa berapa banyak air
yang dapat digunakan lagi. Yang kemudian berdampak pada berapa besar listrik
akhirnya yang terhemat atas tidak perlunya peyaluran air dari pompa kota.
Saat ini pun tidak semua
teknologi pemenuh kebutuhan manusia memerlukan energi listrik. Penggunaan
panas, udara, sudah banyak dikembangkan untuk menghasilkan listrik itu sendiri.
Mesin-mesin pembantu aktifitas seperti escalator, dan AC pun sudah dirancang
dengan prinsip ramah lingkungan
·
PENCAHAYAAN ALAMI MATAHARI
Yang paling berpengaruh dasar
perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut :
Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan
bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan,
Hipotesis ini kemudian dibuktikan
karena organisme-organisme dan lingkungan fisik kimia dalam evolusinya yang
berhubungan erat sehingga bumi papat dianggap sebagai machluk hidup, sebagai
organik yang mengatur suhu, iklim dan susunan kimia. Perencanaan benda apapun
yang dihasilkan melalui kecerdasan manusia adalah bagian mikrokosmos. Cara
kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan kehidupan machluk-machluk
lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh manusia di muka bumi ini akan
menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan dasar kehidupan manusia.
Pencahayaan dan Warna
Pencahayaan dan pembayangan akan
memengaruhi orientasi dalam ruang. Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam
keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang,
Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya matahari
masuk dari jendela yang orientasinya terhadap mata angin. Perpaduan antara
cahaya, warna dan bayangan dapat menciptakan suasana yang mendukung kehidupan
lewat kelenjar hormon, epiphisis dan hipothalamus yang semuanya terdapat
simultan dari cahaya.
Di alam pencahayaan selalu berasal
dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata hari di daerah tropis mengandung
gejala sampingan dengan sinar panas, maka daerah tropis manusia menganggap
ruang yang agak gelap sebagai kesejukan, akan tetapi untuk ruang kerja
ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata manusia.
·
PENCAHYAAN BUATAN
Berhubung pencahayaan buatan dengan
bola lampu dan sebagainya mempegaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan
pencahayaan alam yang terang tanpa silau dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi
tuntutan yang berlawanan ini maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima
langsung secara langsung melainkan dipantulkan terlebih dahulu ke dalam air
kolam, lantai atau lewat langit-langit bangunan. Pencahayaan alam mengandung
efek penyembuhan dan meningkatkan kretivitas manusia.
·
PENGGUNAAN WARNA PADA RUMAH HEMAT ENERGI
Kenyamanan dan kretivitas dapat juga
dipengaruhi oleh warna. Oleh sebab itu warna adalah salah satu cara untuk
memengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Badan manusia bereaksi sangat
sensitif terhadap rangsangan dari masing-masing warna.Setiap warna memiliki
frequensi tertentu, maka pengaruhnya atas badan manusia menjadi berbeda pula.
- Warna ungu indigo memiliki frequensi tertinggi yaitu 750 Thz
- Warna biru memiliki frequensi tertinggi yaitu 670 Thz
- Warna hijau memiliki frequensi tertinggi yaitu 600 Thz
- Warna kuning memiliki frequensi tertinggi yaitu 550 Thz
- Warna oranye memiliki frequensi tertinggi yaitu 500 Thz
- Warna merah memiliki frequensi tertinggi yaitu 430 Thz
Masing-masing warna memiliki ciri
khusus yaitu sifat warna, sifat cahaya dan kejenuhan (intensitas sifat warna).
Makin jenuh atau kurang bercahaya suatu warna akan makin bergairah, sebaliknya
hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan cahaya.
Alat vital manusia juga memiliki
warna : Jantung (hijau) ; solarplexus (kuning); lambung (orange);
ari-ari (merah); pangkal tenggorok (biru mudah); kemaluan (indigo); ujung atas
kepala (ungu). Warna juga memiliki arti antara lain :
- Warna kuning artinya penolak rasa mengantuk
- Warna biru artinya penolak rasa sakit/ penyakit
- Warna Hitam artinya penolak rasa lapar
- Warna Hijau artinya penolak rasa angkara murka (marah)
- Warna putih artinya penolak rasa birahi.
- Warna orange artinya penolak rasa takut
- Warna merah artinya penolak rasa tenteram
- Warna ungu artinya penolak rasa jahat.
Pada praktek sehari-hari warna juga
dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual
demi peningaktan kenyamanan.
- Langit-langit rumah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan agak gelap.
- Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari dinding bagian paling atas diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan melayang dengan suasana yang sejuk.
- Warna aktif seperti merah, orange pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.
- Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedang untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.
- Dinding tidak seharusnya dari lantai diberi warna yang sama, jika dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.
Sebagai suatu kesimpulan dapat
ditentukan bahwa keseragaman yang menoton adalah racun keindahan/ kenyamanan.
·
CONTOH-CONTOH
BANGUNAN HEMAT ENERGI
REFERENSI
Heinz
Frick 1998. Dasar-dasar Eko Arsitektu
Sumber: