Rabu, 01 Oktober 2014

BANGUNAN HEMAT ENERGI


BANGUNAN HEMAT ENERGI
 http://taufikhidayah21.files.wordpress.com/2014/02/anatomy-of-green-building.gif



PENGERTIAN BANNGUNAN HEMAT ENERGI
Hemat energi bangunan adalah mengikuti desain dasar iklim dan metode hemat energi, zona perencanaan arsitektur, kelompok dan monomer, orientasi bangunan, jarak, radiasi matahari, arah angin dan lingkungan eksternal ruang penelitian, desain bangunan energi yang rendah, indikator utama adalah: perencanaan arsitektur dan tata letak harus kondusif untuk ventilasi alami, tingkat penghijauan tidak kurang dari 35%, bangunan spasi harus memastikan bahwa setiap rumah tangga memiliki setidaknya satu ruang hidup dapat diperoleh di Big Chill minimal 2 jam sinar matahari jendela dan sebagainya.
Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Infolingkungan
Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.



Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
  • Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
  • Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
  • Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
  • Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.










·        Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku:

Berpegang pada prinsip ramah lingkungan dan hemat sumber daya membuat desain hemat energi menjadi konstekstual sesuai lokasi terbangunnya sebuah karya arsitektur. Sehingga ilmu desain hemat energi tidak berisi daftar rancangan mutlak sebuah bangunan. Lebih seperti rumusan teori dan ketentuan yang menjadi dasar keputusan desain. Terdapat tiga faktor utama yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang bangunan hemat energi, antara lain:

1.Iklim Jenis iklim setempat mempengaruhi kondisi thermal dan visual suatu lingkungan. Dengan memperhatikan temperatur, aliran dan kelembaban udara, serta radiasi panas matahari juga intensitas cahaya, diharapkan keputusan desain yang diambil mampu menghadirkan suasana ruang yang nyaman, sehat dan efisien dalam  pemakaian sumber daya.

2.Kualitas Lingkungan Lingkungan sekitar bangunan tentu berpengaruh besar terhadap kehidupan diatas suatu lahan. Kualitas udara, tanah dan air menjadi hal yang kemudian akan  bersentuhan langsung dengan bangunan dan penggunanya. Sehingga perencanaan rancangan hemat energi harus memperhatikan hal ini.

3.Arah Mata Angin Tidak cukup meninjau kondisi iklim saja, arah mata angin yang kemudian  berpengaruh pada arah datang langsung sumber panas dan udara seringkali menjadi hal yang luput dari perhatian. Mengakibatkan sebuah bangunan yang sudah sesuai  peruntukan iklim wilayah bisa jadi tidak hemat energi ketika pada posisi arah hadap yang salah.

Adanya ketiga faktor pengaruh untuk tiap bangunan, menghasilkan permasalahan desain yang sangat beragam bagi sebuah konteks bangunan hemat energi. Penyelesaian tiap masalah iklim, kualitas lingkungan dan arah mata angin secara garis besar dapat dengan memperhatikan: 1.

1.Orientasi Ruang dan Bukaan
 
 Arah hadap bangunan maupun ruangan serta bukaannya berpengaruh besar terhadap banyak sedikitnya cahaya serta udara yang masuk. Menyesuaikannya dengan keadaan lahan dapat membantu mengoptimalkan pemanfaatan cahaya dan udara alami. Dengan begitu, penggunaan sistem penerangan dan pengatur udara buatan bisa direduksi. Hal lain adalah mengenai letak bukaan itu sendiri. Posisi pada atas dan bawah  bangunan dapat meingkatkan efek ventilasi silang, yang membuat udara lebih maksimal terasa. Penggunaan bukaan yang saling berhadapan atau menyiku juga akan membentuk ventilasi silang yang baik dalam ruang.

2.Tata Massa Masih terkait dengan kondisi thermal, penataan massa ruang berpengaruh pada aliran udara yang melewati tiap ruang. Denah bangunan yang rumit dengan banyak sekat akan menghambat udara menembus ruang. Kembali lihat lagi keadaan lingkungan, butuh kondisi ruang yang seperti apa untuk mencapai kenyamanan.

3.Material dan Bahan Tidak hanya bentuk, material dan bahan yang digunakan akan mempengaruhi kondisi ruang. Pemilihan warna juga termasuk didalamnya. Seperti yang kita ketahui,  panas masuk dapat melalui tiga cara, yaitu konduksi, kenveksi dan radiasi. Material dengan konduktifitas rendah dan warna terang akan menjadi media isolator yang baik.

4.Teknologi Pintar Desain hemat energi bukan berarti harus sebuah bangunan yang kembali seperti goa. Mengandalkan seluruh sumber daya alam dan mengesampingkan kebutuhan manusia modern. Banyak salah persepsi soal penggunaan teknologi. Sebuah alat kinetic dirasa selalu jahat terhadap lingkungan, tenaga yang dibutuhkan, emisi yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan. Padahal sebagai hasil dari energi terguna itu bisa jadi lebih besar untungnya untuk penghematan energi. Mesin konservasi air misalnya. Butuh energi listrik mungkin untuk menggerakan, namun bisa berapa banyak air yang dapat digunakan lagi. Yang kemudian berdampak pada berapa besar listrik akhirnya yang terhemat atas tidak  perlunya peyaluran air dari pompa kota.
 
 Saat ini pun tidak semua teknologi pemenuh kebutuhan manusia memerlukan energi listrik. Penggunaan panas, udara, sudah banyak dikembangkan untuk menghasilkan listrik itu sendiri. Mesin-mesin pembantu aktifitas seperti escalator, dan AC pun sudah dirancang dengan prinsip ramah lingkungan








·        PENCAHAYAAN ALAMI MATAHARI




Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan,
Hipotesis ini kemudian dibuktikan karena organisme-organisme dan lingkungan fisik kimia dalam evolusinya yang berhubungan erat sehingga bumi papat dianggap sebagai machluk hidup, sebagai organik yang mengatur suhu, iklim dan susunan kimia. Perencanaan benda apapun yang dihasilkan melalui kecerdasan manusia adalah bagian mikrokosmos. Cara kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan kehidupan machluk-machluk lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh manusia di muka bumi ini akan menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan dasar kehidupan manusia. Pencahayaan dan Warna
Pencahayaan dan pembayangan akan memengaruhi orientasi dalam ruang. Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang, Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya matahari masuk dari jendela yang orientasinya terhadap mata angin. Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat menciptakan suasana yang mendukung kehidupan lewat kelenjar hormon, epiphisis dan hipothalamus yang semuanya terdapat simultan dari cahaya.
Di alam pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata hari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka daerah tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai kesejukan, akan tetapi untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata manusia.
·        PENCAHYAAN BUATAN

Berhubung pencahayaan buatan dengan bola lampu dan sebagainya mempegaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa silau dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima langsung secara langsung melainkan dipantulkan terlebih dahulu ke dalam air kolam, lantai atau lewat langit-langit bangunan. Pencahayaan alam mengandung efek penyembuhan dan meningkatkan kretivitas manusia.



·        PENGGUNAAN WARNA PADA RUMAH HEMAT ENERGI



Kenyamanan dan kretivitas dapat juga dipengaruhi oleh warna. Oleh sebab itu warna adalah salah satu cara untuk memengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Badan manusia bereaksi sangat sensitif terhadap rangsangan dari masing-masing warna.Setiap warna memiliki frequensi tertentu, maka pengaruhnya atas badan manusia menjadi berbeda pula.
  • Warna ungu indigo memiliki frequensi tertinggi yaitu 750 Thz
  • Warna biru memiliki frequensi tertinggi yaitu 670 Thz
  • Warna hijau memiliki frequensi tertinggi yaitu 600 Thz
  • Warna kuning memiliki frequensi tertinggi yaitu 550 Thz
  • Warna oranye memiliki frequensi tertinggi yaitu 500 Thz
  • Warna merah memiliki frequensi tertinggi yaitu 430 Thz
Masing-masing warna memiliki ciri khusus yaitu sifat warna, sifat cahaya dan kejenuhan (intensitas sifat warna). Makin jenuh atau kurang bercahaya suatu warna akan makin bergairah, sebaliknya hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan cahaya.
Alat vital manusia juga memiliki warna : Jantung (hijau) ; solarplexus (kuning); lambung (orange); ari-ari (merah); pangkal tenggorok (biru mudah); kemaluan (indigo); ujung atas kepala (ungu). Warna juga memiliki arti antara lain :
  • Warna kuning artinya penolak rasa mengantuk
  • Warna biru artinya penolak rasa sakit/ penyakit
  • Warna Hitam artinya penolak rasa lapar
  • Warna Hijau artinya penolak rasa angkara murka (marah)
  • Warna putih artinya penolak rasa birahi.
  • Warna orange artinya penolak rasa takut
  • Warna merah artinya penolak rasa tenteram
  • Warna ungu artinya penolak rasa jahat.
Pada praktek sehari-hari warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningaktan kenyamanan.
  • Langit-langit rumah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan agak gelap.
  • Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari dinding bagian paling atas diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan melayang dengan suasana yang sejuk.
  • Warna aktif seperti merah, orange pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.
  • Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedang untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.
  • Dinding tidak seharusnya dari lantai diberi warna yang sama, jika dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.
Sebagai suatu kesimpulan dapat ditentukan bahwa keseragaman yang menoton adalah racun keindahan/ kenyamanan.




·        CONTOH-CONTOH BANGUNAN HEMAT ENERGI









REFERENSI
Heinz Frick 1998. Dasar-dasar Eko Arsitektu

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar