BAB 1
PENDAHULUAN
Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor adalah kebun raya tertua di Indonesia yang berperan sebagai bank plasma ek-situ yang menyediakan tempat penyimpanan bagi
plasma nutfah yang dikumpulkan dari
cagar, serta berfungsi sebagai penghubung dengan masyarakat dalam
pemanfaatan
sumberdaya plasma
nutfah.
Selain
itu, Kebun Raya Bogor juga sebagai kebun raya tertua di dunia yang mampu bertahan dalam kurun waktu yang
lama, serta tetap menjalankan fungsinya sebagai kebun botani. Dalam upaya pengembangan
serta memelihara potensi sumberdaya alam,
perlu dilakukan upaya pengelolaan kawasan untuk menjamin kelestarian dan kestabilan ekosistem di alam (Glenn F. Ross 1998).
Sejarah
berdirinya Kebun
Raya Bogor
(KRB) bermula
dari
Prof.
Dr.
C.G.C. Reinwart, botanis asal Jerman yang berada di Indonesia pada awal abad
ke-19. Ia bertugas melakukan penelitian tumbuhan di Hindia Belanda. Suratnya yang disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia, G.A.G. P. Baron van der Capellen,
berisi permohonan sebidang tanah untuk penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta tempat untuk
menanam koleksi tanaman yang bernilai ekonomi yang berasal dari kawasan Nusantara dan
manca Negara, dapat dikabulkan.
Kebun Botani yang didirikan tanggal 18 Mei 1817 oleh, Prof. Dr. C. G. L. Reindwardt yang kemudian dinamakan, s'Lands Plantentuinte Buitenzorg tersebut lebih
dikenal dengan nama
Kebun
Raya Bogor.
KRB sepanjang
perjalanan
sejarahnya mempunyai berbagai nama yaitu "s'Lands Plantentuin, "Syokubutzuer "Botanical Garden of Buitenzorg, "Botanical Garden of Indonesia", Kebun Gede dan Kebun Jodoh. Namun pada
akhirnya lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Pendiriannya
diawali dengan
menancapkan ayunan cangkul
pertama di bumi
Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu,
yang pelaksanaannya dipimpin oleh
Reindwardt sendiri,
dibantu
oleh Mr. James Hooper dan W. Kent dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Inggris, di
kota Richmond. Reindwardt perintis usaha di bidang Herbarium.
Waktu itu luasnya 47 hektar.
Melalui perjalanan
yang panjang, sekarang luas Kebun Raya Bogor 87
hektar.
Kebun
Raya Bogor kini berstatus
sebagai Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor yang berada di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor membawahi tiga kebun raya, yaitu UPT Balai Konservsi tumbuhan Kebun Raya Cibodas, UPT Balai Konservasi Tmbuhan Kebun Raya Purwodadi dan
UPT Balai Koservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali.
Tugas dan fungsi Kebun Raya Bogor sesuai dengan keputusan kepala LIPI nomor; 1151/M/2001 tentang organisasi dan tata kerja LIPI, yaitu : “melakukan inventarisasi dan
konservasi tumbuhan tropika yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani. Mengkaji, meneliti,
dan
menggali potensi untuk pemanfaatan
yang berkelanjutan”.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya
tersebut
Kebun Raya Bogor melakukan
aktivitas dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan konservasi dan rekreasi. Fungsi utama Kebun Raya dalam bidang konservasi tumbuhan, yang kemudian diikuti oleh bidang lainnya.
Kegiatan
konservasi yang telah dilakukan
oleh Kebun Raya selama ini, antara lain eksplorasi
flora nusantara
ke berbagai propinsi, melakukan inventarisasi
di Ciamis,
Jawa Barat
atas
kerjasama dengan Darwin Initiative (Australia), inventarisasi flora di Propinsi Riau atas kerjasama dengan PT. Caltex, melakukan pembangunan Kebun Raya di Bukit Sari (Jambi), dan sebagainya. Penelitian yang telah dilakukan antara lain
mencakup aspek-aspek dengan berbagai
disiplin ilmu, seperti Taksonomi,
Fisiologi,
Biosistematik, Ekologi,
Etnobotani
dan Agronomi. Hasil penelitian dipublikasikan dalam seminar, majalah, koran maupun jurnal ilmiah.
Pelayanan pendidikan konservasi bergerak dalam
pelayanan pendidikan terhadap masyarakat khususnya yang menyangkut konservasi
tumbuh-tumbuhan. Program yang dilakukan antara lain dengan program wisata flora, pendidikan konservasi tumbuhan dan lingkungan,
pemanduan dan Rute Pendidikan Lingkungan (Repling). Dalam melaksanakan program Repling Kebun Raya bekerjasama dengan Rimbawan Muda Indonesia (RMI).
Kebun
Raya
juga
dinikmati sebagai
tempat
wisata yang menyajikan
nuansa alam di tengah kota. Agar wisatawan yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor dapat
lebih mudah menambah
pengetahuannya
maka di berbagai
lokasi dipasang papan interpretasi mengenai tanaman.
Pada saat kepemimpinan
tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya
Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25
spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies
Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia,
pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya
vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika,
kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan
internal di Kebun Raya yaitu :
- Herbarium
- Museum
- Laboratorium Botani
- Kebun Percobaan
- Laboratorium Kimia
- Laboratorium Farmasi
- Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten
Pasuruan
- Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
- Pendirian Kantor Perikanan dan
Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti :
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti :
- ’s Lands Plantentuin
- Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
- Botanical Garden of Buitenzorg
- Botanical Garden of Indonesia
- Kebun Gede - Kebun Jodoh